Sabtu, 16 Januari 2010

Sepucuk surat seorang sahabat
Padamu Laras.....
Aku mengucap kasih yang tiada terbatas.Dimatamu,kulihat keliuan sinar yang patah,aku paham dan mengerti,betapa kecewanya dirimu,perpisahan duka nantelanjang ini telah membuat kita luka,maafkan aku Laras. Laras aku sadar tak mungkin Laras dan aku bisa bersama.Kita Beda Laras engkau anak orangkaya, engkau anak petinggi,sedangkan aku hanya anak petani.Laras kadang aku berkhayal jadi karang yang tangguh,kukuh, tegar dan kuat hingga aku mampu menahan gelora ombak kehidupan,hingga aku mampu menahan gelora badai yang mengoyak jiwaku.

Laras.....
hantaman demi hantaman telah mengoyak,merobek jiwaku,gelombang demi gelombang telah menghantam alur hidupku yang ku tempuh.Cukup Laras,Aku lelah...lelah...
Laras sayang....
Kupikir tak ada gunya aku merintih dan merintih terus,berharap dan berharap terus,bagi kita seolah sudah tak ada tempat lagi untuk mengadu dan mengeluh,agar dapat mengurangi beban derita.
Laras cintaku.....
Aku sadar dan sangat menyadari dengan sepenuh hati.Akulah yang salah,akulah laki-laki yang rapuh,akulah laki-laki yang tak setia,maafkanlah Aku laras yang telah banyak menyakitimu.

Tidak ada komentar: